-->

MENGETAHUI DASAR-DASAR PARENTING

MENGETAHUI DASAR-DASAR PARENTING

MENGETAHUI DASAR-DASAR PARENTING
Jika sebelumnya sudah membahas tentang pentingnya parenting bagi orang tua agar orang tua mampu memberikan asuhan yang sesuai dengan norma, aturan dan yang terpenting sesuai dengan tumbuh kembang anak. Bisa dibayangkan jika kita memberikan asuhan yang salah, perkembangan anak adalah taruhannya. Pahami karakter anak terlebih dahulu barulah berikan asuhan yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Berikut ada beberapa dasar parenting yang harus diketahui dan diterapkan oleh setiap orang tua:


1. Bersikap konsisten
 Tidak artinya tidak. Ya, artinya ya. Jika Ayah dan bunda ingin memberlakukan “timeout” (di Indonesia sering disebut "setrap") kepada anak, lakukanlah! Jangan berhenti atau membatalkan hal tersebut hanya karena ada gangguan, seperti rengekan atau hal lain.

2. Setiap tindakan memunculkan konsekuensi
 Tingkah laku yang baik mendapat imbalan. Tingkah laku buruk mendapat hukuman. Berikan penjelasan jika memang ada imbalan untuk sesuatu yang baik yang ia lakukan, atau hukuman jika ia melakukan kesalahan. Misal, sekeluarga akan berlibur ke tempat liburan yang menyenangkan jika anak bisa meraih angka bagus di rapor. Atau, jika malas belajar, ia akan tinggal kelas.

3. Katakan apa yang Ayah dan bunda inginkan
 Berpikirlah sebelum bicara, atau rasakan akibatnya. Jika si anak pernah melanggar perintah Ayah dan bunda, maka hukumannya pun harus jelas, dan Ayah dan bunda harus benar-benar memberikan hukuman tersebut. Jika Ayah dan bunda melanggar sistem konsekuensi Ayah dan bunda sendiri, maka si anak akan terbiasa mengabaikan hukuman yang Ayah dan bunda tetapkan untuk hal-hal selanjutnya. Bersiaplah, karena hal ini akan berujung pada pembangkangan.

4. Orangtua bekerja sama sebagai satu tim
 Kalau Ayah dan bunda tidak saling setuju dalam satu hal, anak tidak akan tahu siapa yang harus ia dengarkan dan hasilnya, ia tak akan mendengarkan siapa pun. Kerja sama dan kekompakan ini tak hanya berlaku untuk ibu dan ayah saja, tetapi juga untuk semua orang yang berada di tempat Ayah dan bunda membesarkan si anak. Entah itu pengasuh, ibu-ayah, kakek-nenek, paman-bibi, semua yang terlibat dengan si anak, termasuk juga guru. Jangan sampai ada yang memiliki kata-kata yang saling bertolak belakang, karena anak bisa bingung dan malah berakibat buruk baginya.

5. Jangan berjanji jika tak bisa ditepati
 Kalau Ayah dan bunda menjanjikan sesuatu kepada si anak, pastikan janji tersebut terpenuhi. Jika Ayah dan bunda tak pasti bisa memberikan janji tersebut kepada anak, lebih baik jangan dikatakan. Bahkan jika dunia besok akan kiamat, Ayah dan bunda harus menepati janji terhadap anak, karena ingkar janji bisa jadi hal yang sangat menyakitkan untuk anak.

6. Dengarkan anak-anak
 Akui perasaan mereka. Katakan, “Ibu mengerti”, tapi ucapkan dengan sungguh-sungguh, lalu luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan Ayah dan bunda. Karena mereka butuh orang yang bisa dan mau mendengarkan keluh-kesah mereka. Jika mereka bersandar kepada orang yang salah (misalnya : anak lebih terbuka kepada teman dan sangat mungkin teman menjerumuskan ke hal yang tidak baik!), hasilnya bisa menjadi hal yang tak benar untuknya. Cobalah untuk menjadi sahabat bagi mereka dan dengarkan apa yang mereka rasakan. Rasakan nikmatnya menjadi orang terdekat yang mengerti mereka.

7. Tentukan rutinitas
 Rutinitas membuat anak merasa aman dan memberi struktur terhadap waktu yang mereka miliki. Namun tak selalu berarti harus mengikuti jadwal sesuai jam. “Rutinitas itu penting, agar anak-anak jadi tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Tak perlu berdasarkan jam, berdasarkan rutinitas juga bisa. Dengan demikian mereka belajar keteraturan. Misalnya, usai bermain di sore hari, mereka mandi, makan malam, sikat gigi, cuci kaki, lalu tidur,” ujar Nanny Stella.

8. Rasa hormat berlaku dua arah
 Kalau Ayah dan bunda tidak menghormati anak, mereka tidak akan menghormati Ayah dan bunda. Hukumnya “perlakukan orang lain seperti Ayah dan bunda ingin diperlakukan”. Menghormati mereka dengan memberikan apa yang menjadi hak mereka tanpa menunda, juga mendengarkan apa yang mereka ingin katakan.

9.Penguatan positif lebih baik dari penguatan negatif
 Sanjungan, pujian, dan kebanggaan jauh lebih bermanfaat daripada bersikap nyinyir, negatif, dan mengacuhkan. Lebih baik mengucapkan penguatan positif kepadanya untuk menyampaikan maksud Ayah dan bunda, bukan menunjuk ke suatu kata sifat yang melabeli. Misalnya, “Mama senang sekali melihat usaha kamu meningkatkan nilai Matematika kamu” lebih baik ketimbang, “Kamu pintar. Nilai Matematika kamu sudah naik 1 angka di rapor”. Ketika Ayah dan bunda melabeli suatu titik, ia akan berhenti di sana dan tidak berusaha untuk berkembang.

10. Tingkah laku adalah hal yang universal
 Tingkah laku yang baik diterima oleh siapa pun. Contohkan padanya untuk mengucapkan “terima kasih, tolong, atau maaf” kepada orang-orang yang bersinggungan. Di mana pun, sopan-santun selalu diperlukan. Ajarkan tata krama kepadanya lewat tindakan Ayah dan bunda. Anak seperti kaset kosong yang merekam apa pun yang mereka lihat dari orang-orang, atau apa yang ia saksikan. Maka, berikan contoh terbaik kepadanya.

11. Definisikan peran Ayah dan bunda sebagai orangtua
 Bukan tugas Ayah dan bunda untuk membuat anak menempel pada Ayah dan bunda. Tugas Ayah dan bunda adalah mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia luar, dan membiarkannya menjadi diri sendiri. Jangan selalu menempel dan membantunya mengerjakan segala hal. Sesekali ia pun harus belajar menghadapi rasa sakit hati, rasa gagal, juga rasa tak mampu. Ini penting agar ia bisa mencari jalan untuk mengatasi keterbatasannya.


Disqus Comments

BBS Care Pro 1MHz Ultrasonic Massager and UB Serum Lifting and Toning Mesotherapy

Please see the attached photographs to see the quality of this product. I have tried my best to take every angle and detail for your conveni...