-->

MEMAHAMI PERBEDAAN SEJAK DINI

MEMAHAMI PERBEDAAN SEJAK DINI

MEMAHAMI PERBEDAAN SEJAK DINI

Di suatu hari, seorang bunda berjalan-jalan bersama anaknya yang berumur 3 tahun, tiba-tiba sang anak mengeluarkan komentar, “Eh, Mi lihat kakinya hanya satu”.  Sontak sang bunda kaget bercampur bingung. Suara sang anak begitu lantang dan tampak beberapa orang pun menengok.  Pria yang berkaki satu tampak menatap sang bunda yang kebingungan. Dengan tergagap sang bunda meminta maaf atas perkataan sang anak. Sang anak pun disuruh minta maaf, tapi ia balik menatap bundanya seakan berkata, “Kenapa aku harus minta maaf? Salahku apa?”

Pertanyaan sang anak begitu menggelitik. Salahkah sang anak? Sang anak baru sekali melihat orang berkaki satu. Itu merupakan hal baru dan berbeda dari yang ia biasa lihat. Bayangkan betapa ia takjub melihatnya dan serta merta dengan polos dan lugu memberitahukan apa yang dia temukan pada sang bunda. Sang anak sama sekali belum mengerti bahwa kata-katanya bisa menyinggung bahkan menyakiti. Suatu kewajaran, tapi juga bahan mengevaluasi diri sebagai orang tua bahwa ada materi pembelajaran untuk anak yang belum kita berikan, yaitu memahami dan menyikapi perbedaan.
Akhir tahun pun anak akan menemui perbedaan. Di penghujung bulan desember ada sebuah perayaan hari besar agama nasrani. Andaikan anak belum dibekali tentang adanya perbedaan agama dan apa yang harus dilakukan, jangan kaget apalagi marah kalau tiba-tiba anak berkomentar “Mi, kok Tuhan mereka ada patungnya ya?”.  Menghindari hal tersebut bukanlah hal yang sulit.  Yang perlu dilakukan adalah  mengenalkan anak tentang perbedaan-perbedaan yang ada di dunia  ini kemudian bagaimana menyikapinya. Beberapa perbedaan yang perlu dikenalan pada anak-anak sejak balita adalah sebagai berikut:
1.     Jenis kelamin
Manusia ada dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua jenis kelamin ini memiliki perbedaan yang berhubungan dengan tugas dan fungsinya yang berbeda. Laki-laki nanti akan menjadi ayah, perempuan nanti akan menjadi bunda. Hal ini anak mendorong anak untuk menghormati lawan jenisnya sejak dini.
2.     Kondisi fisik
Setiap orang memiliki fisik yang berbeda-beda dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ada yang berambut keriting, bergelombang, atau lurus. Rambut-rambut tersebut juga ada yang tebal, tipis, atau bisa juga ditemui orang yang rambutnya hampir botak karena sebuah kelainan. Tubuh ada yang tinggi dan ada yang pendek. Warna kulit ada yang hitam, sawo matang, kuning langsat, putih, dan albino.
Mereka perlu memahami bahwa perbedaan ini ditujukan agar kita bisa saling mengenal. Coba ajak mereka membayangkan bila manusia serupa semua, tentunya sulit untuk saling mengenal. Kita ajak juga mereka mensyukuri kondisi fisik masing-masing. Yang memiliki tubuh pendek dan sering diejek temannya, diberikan motivasi bahwa Allah tidak melihat manusia dari fisik tapi dari ketakwaaannya, bahwa fisik itu adalah karunia Allah yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
3.     Ras dan suku bangsa
Anak perlu mengenal asal daerah dan sukunya. Saya ingat sewaktu kecil sering diejek  teman karena suku bangsa salah satu orang tua yang berbeda dengan teman-teman. Rasanya jadi malu dan tidak percaya diri. Beranjak dewasa baru mengerti bahwa suku yang diejek ini memiliki berbagai kelebihan yang diakui banyak orang.
Memahami perbedaan ini akan membekali anak untuk menjadi pribadi yang percaya diri dan menghormati suku yang lain.
4.     Kebiasaan
Setiap orang tua, setiap keluarga memiliki perbedaan kebiasaan. Ketika sang anak mulai dilepas untuk masuk ke rumah keluarga lain ada baiknya kita bekali dengan pengetahuan nilai dan norma di masyarakat, dan juga bimbing untuk siap melihat dan menyikapi perbedaan. Misalnya, ada sebuah keluarga yang memiliki kebiasaan makan di meja makan, ada keluarga lain yang berbeda boleh makan di mana saja. Ada keluarga yang mengharuskan setiap anak mencuci piringnya sendiri, tapi ada juga yang mencucinya adalah orang tua atau pembantu. Ada keluarga yang membolehkan anaknya bermain game seharian, ada yang membatasi waktunya. Membiasakan anak bertanya dan meminta izin bisa membuat anak mengetahui perbedaan secepatnya dan menempatkan diri untuk mengikuti atau bila yang tidak sesuai minimal menghormati.
Bekal pemahaman yang kita berikan juga akan membuat anak mengerti mana aturan-aturan baik yang harus dipertahankan, misalnya terbiasa tidak jajan sehingga bila bertemu keluarga yang membolehkan anaknya jajan, sang anak bisa dengan percaya diri untuk menolak.
5.     Pemikiran dan perilaku
Ketika anak mengeluhkan perilaku teman-temannya yang tidak sesuai harapan, maka anak perlu diajak untuk mulai memahami ada perbedaan pemikiran yang bisa juga bermanifestasi pada perilaku yang berbeda. Beda orang, beda kepala, beda pemikiran, beda perilaku. Lebih sederhananya bisa dengan mencontohkan perbedaan ini di dalam keluarga kecil kita. Ayah dan bunda saja sering berbeda pemikiran dan perilaku. Pada akhirnya anak diajak untuk berusaha saling mengenal, belajar saling memahami, dan bekerja sama.
6.     Usia
Anak-anak ingin cepat besar agar dapat melakukan berbagai hal yang dilakukan orang dewasa. Saat ini mereka memiliki keterbatasan. Padahal pembatasan ini adalah juga untuk kebaikan mereka. Masih ingat ada anak salah satu selebritis yang membawa mobil kemudian menewaskan 6 orang. Kita ajak anak untuk mengerti mana yang boleh dan yang tidak berdasarkan usia. Kapan mereka diperbolehkan naik angkot sendiri, menyeberang jalan, mengendarai kendaraan bermotor, dll. Apa alasan dari pembatasan tersebut sehingga mereka bisa dengan lebih nyaman untuk menerima kondisi diri.
7.     Kepribadian
Setiap anak lahir berbeda-beda sifat dan kepribadiannya. Semua lahir unik dengan membawa ciri khasnya masing-masing. Ada anak-anak yang keras, ada yang lembut bahkan pemalu. Ada yang cerewet ada juga yang pendiam. Ketika anak mengeluhkan teman-temannya, pengetahuan tentang kepribadian ini menjadi salah satu bagian penjelasan. Buka wawasan anak bahwa dengan berbeda-beda, hidup akan lebih indah seperti pelangi yang ada di langit selama bisa berjalan selaras.
8.     Agama
Ini salah satu yang perlu dibahas di Bulan Desember. Dalam beberapa kali ceramah agama dan anak kita mungkin ikut di sana, mereka mungkin pernah mendengar bahwa selain islam adalah kafir. Bayangkan bila hal tersebut dengan polos ia ungkapkan di depan orangnya, tentu bisa sangat menyinggung. Perlu kita ceritakan kepada mereka bagaimana suasana di zaman Rasululllah yang berhubungan dengan perbedaan agama. Bagaimana saling menghormati dan hidup bersama bertetangga ataupun berteman di sekolah. 
Sahabat Generasi, perbedaan yang ada tentu masih banyak selain yang delapan di atas. Memahamkan perbedaan  pada anak diperlukan agar sang anak memiliki rasa percaya diri, di sisi lain dapat bersimpati dan empati dengan keadaan orang lain. Membimbing anak bagaimana menyikapi perbedaan juga diperlukan untuk menghindari perselisihan dan membuat anak dapat bersosialisasi dengan baik. Sampaikan bahwa perbedaan itu seperti warna berbeda yang membuat pelangi tampak indah. Berbeda tapi tetap bersama dalam keselarasan.


Disqus Comments

BBS Care Pro 1MHz Ultrasonic Massager and UB Serum Lifting and Toning Mesotherapy

Please see the attached photographs to see the quality of this product. I have tried my best to take every angle and detail for your conveni...