-->

GROWTH SPURT (PERTUMBUHAN CEPAT) PADA ANAK

GROWTH SPURT (PERTUMBUHAN CEPAT) PADA ANAK

GROWTH SPURT(PERTUMBUHAN CEPAT) PADA ANAK
Pernah dengar kan Bun, atau kadang malah kita pernah mengucapkannya sendiri "Duh, si kecil kok tiba-tiba udah sebesar ini ya? Nggak kerasa deh". Yaa. Begitulah umumnya ketika orang melihat perkembangan fisik yang terjadi pada seorang bayi. Seakan-akan tangan dan kakinya memanjang secara ajaib dalam tempo semalam saja. Fenomena tersebut yang biasanya disebut dengan growth spurts artinya lonjakan pertumbuhan dimana terjadi kenaikan yang sangat signifikan pada berat badan atau tinggi badan seseorang. Biasanya, hal ini paling banyak terlihat pada tahun pertama setelah bayi lahir atau sekitar masa pubertas. Nah, kalau penasaran mengapa anak lelaki di sekolah menengah pertama terlihat pendek-pendek dan sangat kekanakan, maka biasanya Bunda akan terperangah ketika anak lelaki mulai memasuki sekolah
menengah atas. Lonjakan pertumbuhan memang seringkali terlihat jelas pada masa pubertas, terutama pada tinggi badan seseorang.
Dulu anak itu yang terlihat culun, eh sekarang mendadak menjadi si tampan dalam semalam. Amazing! Begitu pula dengan yang terjadi pada si kecil. Ingin tahu lebih lanjut bagaimana lonjakan pertumbuhan tersebut dapat terjadi? Simak terus yaa Bunda.
Bagaimana bisa anak tumbuh dengan cepat?
Pada saat si kecil berumur 2 hingga 4 tahun, kemungkinan besar anak akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2 hingga 3 inci setiap tahunnya. Hal tesebut diikuti pula oleh penambahan berat badan sekitar 4 kilo per tahunnya. Bagi anak yang berumur 1 hingga 3 tahun, lonjakan pertumbuhan biasanya berpusat pada kaki. Kalau Bunda memeriksakan si kecil pada dokter anak, maka biasanya dokter akan secara teliti memeriksa pertumbuhan sang buah hati melalui check up serta mencatat angka tersebut dalam suatu grafik yang dinamakan growth chart. Dari  grafik tersebut, dokter kemudian dapat menyimpulkan apakah perkembangan anak termasuk sehat dan proporsional. Tinggi badan si kecil akan diukur dan dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama.
Setelah memasuki umur 2 tahun, maka dokter akan mulai berfokus pada BMI (body mass index) anak dan mengecek apakah anak termasuk golongan obesitas. Persentase lemak tubuh pada anak mulai menurun pada umur 1 hingga 5 tahun, sehingga anak akan cenderung terlihat lebih ramping dan berotot. Nah, biasanya perkembangan badan si kecil ini terjadinya perlahan dan teratur. Meskipun begitu, banyak ditemui seorang anak yang mengalami lonjakan pertumbuhan dalam waktu sekejap atau sekitar satu minggu saja. Inilah cara-cara untuk mendeteksi apakah proses growth spurt anak sedang terjadi:
1.       Anak suka tidur siang lebih lama dari biasanya atau memilih begadang di malam hari.
  1. Anak mendadak menjadi lebih manja, suka mencari perhatian, dan ingin terus berada di dekat Bunda meskipun tidak sedang menunjukkan tanda-tanda sakit.
  2. Anak terlihat lebih lapar dari biasanya atau mendadak porsi makannya bertambah.
Tapi jangan menyamakan lonjakan pertumbuhan anak tersebut dengan kebutuhan asupan makanan yang lebih ya, Bun. Seringkali kita mendengar orang tua memberi makanan anaknya yang enak-enak dengan berbagai macam alasan seperti, "Kan sedang dalam masa pertumbuhan!" Hmm, meskipun niatnya baik, nanti si kecil malah jadi obesitas loh. Sejatinya, growth spurt itu sendiri adalah suatu proses alami yang tidak perlu penanganan khusus. Terlebih lagi kebanyakan proses ini hanya terjadi selama beberapa hari. Umumnya, para orang tua baru sadar anaknya mengalami lonjakan pertumbuhan baru saat hal tersebut telah terjadi. Misalnya, saat Bunda memakaikan baju dan ternyata baju tersebut mendadak kekecilan hingga perut sang buah hati menyembul. Atau celana yang biasa dipakai si kecil mendadak terlihat sangat kependekan. Sudah merupakan hal yang normal pula apabila nomor ukuran baju anak bertambah dua nomor dalam tempo beberapa bulan saja.
Bagaimana cara merespon lonjakan pertumbuhan ini?
Sebenarnya Bunda tidak perlu mengkhawatirkan apapun ketika anak mendadak bertambah tinggi atau bertambah gemuk. Satu-satunya cara yang bisa Bunda lakukan adalah mengganti isi lemarinya dengan baju-baju baru yang sesuai ukuran tubuh anak. Apabila anak lebih sering lapar dan berkali-kali minta makan, maka berikan anak jajanan sehat di sela-sela jam ngemilnya. Ingat ya Bun, jangan tergoda untuk memenuhi perut anak dengan berbagai macam makanan hanya karena anak mengeluh lapar. Terapkan disiplin terhadap porsi makan anak supaya berat badannya tidak berlebih. Selain mudah lapar, anak juga akan lebih mudah mengantuk.
Jangan memarahi anak ketika dia mulai sering bangun siang atau tidur terlalu malam. Bunda harus memahami bahwa hal tersebut merupakan efek dari pertumbuhan yang sedang anak jalani. Jadi beri anak waktu istirahat lebih lama namun tanpa memanjakannya. Apabila Bunda tidak senang anak bangun siang, maka setidaknya biarkan anak tidur sore sedikit lebih lama dengan menggeser waktu mandi sorenya. Kalau cuma mudah lapar dan sering mengantuk sih Bunda pasti bisa mengurusi masalah itu. Lalu bagaimana kalau mood si kecil naik turun dan menyebabkan anak mudah cemberut, menangis, atau marah-marah? Hmm, ada banyak cara untuk menghadapi tantrum pada anak, namun cara terbaik adalah dengan menerima hal tersebut sebagai bagian dari perkembangan fisik seseorang. Seperti halnya dengan menapouse dimana berkurangnya hormon esterogen menyebabkan seorang wanita mudah depresi dan super sensitif. Lonjakan pertumbuhan memang sedikit banyak akan mempengaruhi emosi anak, tetapi Bunda harus bisa mengendalikan diri untuk tidak balik membentak atau berkata kasar. Ingatkan diri Bunda sendiri bahwa growth spurt hanya akan berselang beberapa hari saja.
Ada juga anak yang mengeluhkan munculnya rasa sakit di area kaki, khususnya pada paha depan, lutut serta betis. Meskipun begitu, belum ada data medis yang berhasil membuktikan adanya hubungan antara lonjakan pertumbuhan dengan pertumbuhan tulang serta otot. Namun memang ada kemungkinan bahwa rasa sakit akibat otot yang tumbuh bisa muncul setelah anak mengalami aktivitas yang begitu banyak hingga anak kelelahan. Sebanyak 25 hingga 40 persen anak melaporkan rasa sakit yang dia derita ini bermula dari usia 3 hingga 5 tahun. Karena sakitnya, terkadang anak sampai terbangun di tengah malam. Ya, sakit memang bisa muncul beberapa hari setelah aktivitas fisik yang menguras tenaga. Tapi jangan khawatir karena rasa sakit tersebut dapat diobati dengan pemijatan, mengompres menggunakan air hangat, peregangan ringan, atau dengan mengonsumsi acetaminophen.
Apabila sakit terus berlanjut padahal penanganan sudah maksimum, maka sebaiknya Bunda memeriksakan si kecil pada dokter. Pasalnya, rasa sakit atau pegal yang anak alami bisa menyangkut berbagai penyakit lainnya seperti arthritis juvenile, gangguan rematologi, infeksi, patah tulang, dan masalah ortopedi lainnya. Jangan sampai Bunda lengah dan tidak menyadari bahwa si kecil ternyata memiliki masalah dengan tulangnya yaa. Ketika lututnya sakit setelah bermain bola seharian, maka segera kompres lututnya dengan air hangat atau pijat kakinya dengan lembut.

Semoga bermanfaat yaa Bun. Beberapa fakta menarik tentang lonjakan pertumbuhan (Growth Spurt) pada anak.

Disqus Comments

BBS Care Pro 1MHz Ultrasonic Massager and UB Serum Lifting and Toning Mesotherapy

Please see the attached photographs to see the quality of this product. I have tried my best to take every angle and detail for your conveni...