-->

BERMAIN BAGI ANAK

BERMAIN BAGI ANAK

BERMAIN BAGI ANAK
Bermain adalah dunia anak-anak, jadi sudah pasti semua anak menyukainya. Membiarkan anak bermain membuatnya bebas bereksperimen dengan dunia di sekitarnya dan merasakan emosi di dalam dirinya. Mungkin secara sekilas, apa yang dilakukan sang buah hati hanyalah bermain biasa tapi sebenarnya ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan ini. Aktifitas bermain membuat anak memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengatasi tantangan fisik dan mental, serta mengembangkan keterampilan lainnya. Amazing yaa ternyata! Berikut ini beberapa hal yang dipelajari dan dialami anak saat bermain. Simak terus yaa Bun.

Bermain Membantu Anak Mengatasi Emosi
Jauh sebelum dapat mengungkapkan perasaan dalam bentuk kata, anak sudah dapat mengungkapkannya melalui permainan fisik, bercerita, kegiatan seni, dan aktifitas lainnya. Ketika anak memiliki pengalaman yang menyakitkan atau sulit dimengerti, anak mereview pengalaman tersebut lagi dan lagi melalui kegiatan bermain. Misalnya, ketilka anak di dorong salah seorang temannya di sekolah, mungkin anak tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Jadi apabila di hari berikutnya, ketika Bunda sedang bermain dengan si kecil dan anak dengan agresif mendorong Bunda, mungkin anak sedang berusaha melatih melakukan apa yang anak alami pada hari sebelumnya.
Selama bermain, anak akan menunjukkan beberapa perilaku yang telah atau belum anak mengerti, sehingga anak memerlukan panduan dari Bunda untuk memberikan respon yang tepat. Sebaiknya lakukan dengan membuat anak tertawa yaa Bunda. Karena hal ini akan mampu membantunya meredakan ketegangan. Ketika bermain bersama s kecil, biarkan dia yang memimpin aktifitas selama permainan berlangsung. Serahkan padanya untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya selama masih dalam batasan keamanan dan waktu. Hal ini akan memberinya kesempatan untuk menguji coba penilaiannya sendiri. Selain itu, ia juga lebih leluasa menunjukkan apa yang ia sukai.
Bergabunglah dalam permainan anak tapi hanya jika Bunda diminta untuk melakukannya. Jika anak membolehkan Bunda memasuki dunianya, biarkan anak memiliki kontrol penuh. Pada kehidupan nyata memang Bunda yang mempunyai peran kontrol tapi ingat ya Bunda bahwa ini adalah dunianya. Perhatian yang Bunda tunjukkan pada anak saat bermain bersama adalah kunci untuk membangun rasa menghargai diri sendiri. Misalnya, saat Bunda bermain dengan berpura-pura menjadi petugas polisi bersamanya, Bunda menunjukkan bahwa Bunda menerima dunia yang anak yakini, bahwa sesuatu yang anak sukai juga menyenangkan dan penting bagi Bunda.
Bermain dapat Meningkatkan Perkembangan Fisik
Permainan fisik yang berbeda membantu mengembangkan keterampilan yang juga berbeda, misalnya, gerakan melompat membutuhkan keseimbangan, memanjat membutuhkan kekuatan, dan kegiatan olahraga melibatkan koordinasi. Keterampilan motorik kasar yang pertama kali mengalami peningkatan adalah berlari, melempar, dan mengayuh. Tapi keterampilan motorik halus juga tidak jauh ketinggalan. Anak umur 3 tahun tidak hanya belajar tentang gravitasi dan keseimbangan tapi juga mengembangkan koordinasi tangan dan mata saat anak dengan hati-hati menumpuk balok menjadi bentuk menara
Ketangkasan yang si kecil kembangkan selama bermain akan terbawa ke kehidupannya sehari-hari. Misalnya setelah beberapa kali latihan, anak usia 3 tahun kini mampu mengenakan baju dan makan sendiri. Kemampuan ini memberinya rasa kemandirian. Keuntungan non-fisik lainnya dari kegiatan bermain adalah membantu anak melalui stres dan rewel. Tanpa waktu yang cukup untuk aktif bermain, anak akan menjadi mudah marah dan tersinggung.
Cara terbaik untuk memotivasi anak melakukan permainan fisik adalah dengan membuatnya bergerak. Bunda dapat menjadi contoh yang baik untuk ditiru si kecil. Mulailah bermain di rumah dengan melakukan kegiatan fisik daripada hanya berdiam sambil menonton televisi. Saat di dalam rumah, Bunda bisa bermain petak umpet atau menari dengan iringan musik. Ketika berada di luar rumah, buatlah istana di kotak pasir, menendang bola ke belakang dan ke depan, atau naik sepeda bersama.
Bermain Membantu Anak Membangun Imajinasi
Bermain imajinasi atau berpura-pura merupakan salah satu landasan dunia anak. Perilaku berimajinasi mulai ditunjukkan anak pada usia sekitar 2 tahun. Hampir semua hal dapat memicu imajinasi si kecil, termasuk objek pada kegiatan kesehariannya. Hal ini dikarenakan anak menggunakan objek tersebut sebagai simbol. Anak belajar bahwa satu hal dapat melambangkan hal yang lain. Dengan menggunakan kemampuannya untuk berpura-pura, si kecil bisa mengubah balok kayu menjadi perahu dan mengubah beberapa panci menjadi alat musik drum.
Objek keseharian bukanlah satu-satunya benda yang bisa dimanipulasi oleh anak, begitu juga dengan peran yang anak mainkan dalam bermain. Anak akan berpindah dari peran sebagai seorang pahlawan super menjadi sosok ayah lalu berubah lagi mejadi petugas polisi dengan begitu mudahnya. Dengan mengamati keanekaragaman pekerjaan dan identitas, anak akan mampu mengeksplorasi berbagai jenis skenario. Kadang cerita yang anak perankan merefleksikan masalah yang sedang dia coba untuk pahami. Misalnya, jika anak memiliki seorang adik kecil, maka anak akan menggabungkan perilaku pengasuhan ke dalam sandiwaranya. Anak akan menirukan interaksi Bunda dengan adik kecilnya yang baru lahir. Sandiwara imajinasi membuat anak memiliki rasa menguasai. Anak dapat melatih dirinya berperilaku sosial dan menerjemahkan kegiatan sehari-hari dalam drama yang anak ciptakan.
Bunda juga dapat memotivasi si kecil untuk melakukan permainan imajinasi dengan
menggunakan sebuah kotak berisi benda-benda yang bisa anak gunakan untuk sandirawaranya. Gunakan benda-benda yang digunakan orang dewasa tapi dalam versi anak-anak seperti telepon mainan dan piring dari plastik. Bunda dapat membantu memfasilitasinya dalam bermain peran dengan menyediakan objek yang bisa digunakan untuk lebih dari satu fungsi seperti balok warna. Tingkatkan daya imajinasi anak dengan kemungkinan yang tanpa batas.
Bermain dapat Meningkatkan Keterampilan Sosial
Saat batita, anak bermain dengan temannya tanpa ada komunikasi yang jelas. Aktifitas bermain seperti ini biasa disebut sebagai bermain paralel. Selama masa prasekolah, anak mulai berinteraksi dengan teman-temannya dengan menciptakan cerita kompleks bersama-sama. Saat melakukan ini, mereka belajar bernegosiasi, bekerjasama, dan berbagi meski sebagian anak tidak menguasai keterampilan untuk berbagi hingga mereka berumur 4 hingga 6 tahun. Saat anak berdebat tentang siapa yang akan mendapat peran ayah atau siapa yang akan memakai pakaian warna tertentu, sebenarnya mereka sedang mengembangkan kemampuan sosial yang penting.

Ketika anak masuk TK, anak akan mendapat teman bermain di sana. Tapi anak membutuhkan bantuan Bunda untuk mengembangkan hubungan sosial bersama teman-temannya di luar sekolah. Cara paling mudah untuk membangun persahabatan si kecil adalah dengan menjadwalkan waktu bermain untuk anak dan teman-temannya. Perkenalkan berbagai aktifitas dan permainan kepada mereka lalu amati perilaku dan kemajuan anak. Setelah bermain, Bunda akan mengetahui bahwa kemampuan sosial mana saja yang telah dia kuasai misalnya berbagi, bekerjasama, atau bersikap tegas, dan pada bagian mana dia masih membutuhkan bantuan Bunda.

Disqus Comments

BBS Care Pro 1MHz Ultrasonic Massager and UB Serum Lifting and Toning Mesotherapy

Please see the attached photographs to see the quality of this product. I have tried my best to take every angle and detail for your conveni...